Karakter Anak :
1. Percaya
Diri
2. Ingin
tahu
3. Unik
4. Pemaaf
5. Peniru
hebat
6. Kreatif
7. Gaul
^_^
Banyak
pakar psikologi mengatakan bahwa kegagalan menanam karakter pada seseorang
sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak.
Oleh karena itu, sejak usia dini karakter perlu dibentuk dan dibina agar
mendapatkan kualitas karakter yang baik, seperti halnya membentuk otot yang
harus dilakukan secara terus menerus .
Thomas Lickora
mengemukakan “Walaupun jumlah anak – anak hanya 25% dari total jumlah penduduk,
tetapi dapat menentukkan 100% masa depan”. Jadi, pembentukkan karakter melalui
pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak adalah kunci utama untuk
membangun bangsa.
Pendidikan Karakter Anak
Kapan
waktu yang tepat untuk menentukkan kesuksesan dan keberhasilan seseorang?
Jawabnya adalah saat masih usia dini. Kita dapat membuktikannya melalui fakta
yang telah banyak diteliti oleh para pakar dunia.
Pada usia dini 0-6 tahun, otak
berkembang sangat cepat hingga 80%. Pada usia tersebut otak menerima dan
menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa –
masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai
terbentuk. Karena itu banyak yang menyebut masa ini sebagai masa – masa emas
anak ( Golden Age ).
Sebagai
orang tua dan para pendidik hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk
meberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih
keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya dimasa mendatang. Namun tidak
dapat disangkal, kadang orang tua atau guru tidak menyadari dampak dari sikap
mereka terhadap anak justru dapat menjatuhkan mental anak. Misalnya dengan
memukul dan memberikan sugesti negative kepada anak, sehingga menjadikan anak
tersebut bersikap buruk, rendah diri/ minder, penakut dan tidak berani
mengambil resiko yang pada akhirnya karakter – karakter tersebut akan dibawanya
sampai dewasa. tentu hal ini akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan
mewujudkan keinginannya.
Sebenarnya
kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak saja. Kesuksesan lebih
dominan ditentukan oleh kecakapan membangun hubungan emosional dengan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan
adalah hubungan spriritual dengan Allah SWT.
Adapun
karakter yang dikehendaki adalah sebagai berikut :
Percaya diri
Kepercayaan
terhadap diri sendiri sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Sebagai ilustrasi,
seorang anak sebenarnya mampu mengerjakan soal hitungan, akan tetapi karena dia
menilai soal hitungan itu sulit dan tidak dapat dikerjakan olehnya maka dia pun
tidak akan bisa mengerjakannya. Oleh kerna itu membangun kepercayaan diri anak
sangatlah penting. Sebagai pendidik kita dapat melakukan komunikasi dengan anak
secara sehat, yaitu tidak menekan anak tetapi mengangkatnya ( menghargai segala
kreatifitasnya ).
Memiliki rasa ingin tahu
Anak
pandai bertanya tentang segala hal yang dia lihat atau dengar, akan tetapi
kepandaian tersebut tidak akan terekspresikan apabila respon dari lingkungannya
tidak menyenangkan. Oleh sebab itu berikanlah jawaban dengan bijaksana kepada anak yang bertanya.
Memiliki motivasi diri
Dalam
menumbuhkan motivasi sebaiknya dilakukan sejak dini. Pemahaman anak yang
diberikan sejak kecil akan dibawanya sampai dewasa. kadang orang dewasa
menganggap anak kecil belum mengerti apa-apa, sehingga menyepelekan kualitas
obrolan dengan anak. Pada kenyataannya anak akan menyerap informasi apapun
yang diterimanya.
Mampu menahan diri (bersabar)
Ketika
anak menginginkan sesuatu, maka jarang sekali mereka dapat menahan keinginannya
tersebut. Selalu ingin segara memiliki baik dengan cara merengek atau
merebutnya langsung dari orang lain. Karakter ini dapat diubah seiring dengan
pemahaman anak tentang keuntungan yang
akan didapat jika dia bersabar (menunda keinginan). Misalnya, anak yang
menginginkan permen diberi pilihan, jika dia mengambilnya sebelum jam istirahat
maka dia mendapatkan satu tetapi jika dia mengambilnya setelah jam istirahat
tiba, maka dia akan mendapatkan permen tersebut dua. Mereka akan belajar
memilih tindakan dan konsekuensi dari tindakannya sendiri (jika mampu untuk
bersabar, maka dia akan mendapatkan jumlah permen lebih banyak).
Mampu bekerja sama/bergaul
Anak memiliki kemampuan emosional dan social yang
baik dalam lingkungannya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kondisi dalam
dirinya baik dan lingkungan yang positif pun mendukungnya.
Factor
kegagalan dalam membentuk karakter anak :
·
Tidak dididik sejak dini, padahal pendidikan
sejak dini itu bersifat permanen pada anak usia 0-7 tahun. Islam pun menerangkan bahwa “ belajar diwaktu kecil, bagaikan mengukir di atas batu”. Artinya ilmu yang didapat akan bertahan sangat lama.
·
Kesalahan orang tua dalam mendidik anak.
Yaitu ketika tidak berhati-hati dengan ucapan atau doa yang berdampak negative
terhadap anak. Terkadang orang dewasa memaksakan kehendaknya pada anak dan tidak menanamkan
karakter baik pada anak meskipun tujuannya baik.
·
Menanamkan sugesti-sugesti negative melalui
perkataan pada anak, sehingga terbentuk stigma yang tidak baik terhadap
karakter anak.
Akibatnya:
·
Sifat anak acuh tak acuh dan emosi tidak
seimbang.
·
Agresif, minder,dan negative thinking.
·
Kreatifitas anak hilang hingga 90%.
Semoga Bermanfaat ^_^